عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : "قَالَ اللهُ تَعَالَى يُؤْذِيْنِي إِبْنُ أَدَم يَِسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ اللًّيْلَ وَالنَّهَارَ

Dari Abu Hurairah t dari Nabi r beliau bersabda: “Allah U berfirman: “Anak Adam menyakiti Ku mereka mencela masa, sedangkan Aku adalah pemilik masa dan Akulah yang mengatur malam dan siang.”[1]

Imam Ahmad juga meriwayatkan hadis senada dengan sanad yang shohih dari Abu Hurairah ra :

لاَ تَسُبُّ الدَّهْرَ فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: أَناَ الدَّهْرُ الْأَيَامُ وَاللَّيْلِى إِلَيَّ أُجَدِّدُهَا وَأُبَلِّيْهَا وَأتي بِمُلُوْكٍ بَعْدَ مُلُوْكٍ

Janganlah kamu sekalian mencaci maki masa karana sesungguhnya Allah ta'ala berfirman: "Akulah pencipta dan pengatur masa. Hari hari dan malam-malam dalam pengaturanKu, AKu memperbaruinya dan membuatnya usang. Aku munculkan kerajaan setelah kerajaan lain."

لا يَسُبّ أحَدُكُم الدَّهْرَ، فَإِنَّ الله هو الدَّهْرُ

Janganlah salah seorang diantara kalian mencela masa, karena Allah adalah masa.[2]

Masa dalam bahasa arab adalah Ad Dahr yang memiliki arti zaman dan termasuk didalamnya seperti hari, malam, siang, pekan, bulan, tahun dan lain sebagainya. Dan itu semua disebut masa.

Masa adalah sebuah waktu yang tidak bisa berbuat apa-apa akan tetapi merupakan salah satu makhluk dari makhluk-makhluk Allah Y.[3]

Masa adalah sebuah waktu tempat terjadinya peristiwa dan masa adalah sesuatu yang dilakukan bukan yang melakukan dalam artian masa tidak mempunyai pengaruh apapun terhadap perbuatan manusia akan tetapi Allah lah yang mengatur segala sesuatu yang terjadi baik dilangit maupun dibumi.[4]

Imam Nawawi berkata: “orang-orang arab zaman dahulu sering mencela masa tatkala musibah menimpanya baik berupa sakit, tua, kehilangan harta dan lain sebagainya, mereka berkata: “duhai masa yang membawa sial” atau yang semisalnya. Dan maksud hadis-hadis diatas adalah janganlah kalian mencela yang menurunkan musibah, karena apabila kalian berbuat demikian berarti kalian telah mencela Allah Y dikarenakan Allah lah yang menurunkan musibah dan kejadian-kejadian di muka bumi.

Adapun Firman Allah ta'ala: "Sebagian anak Adam menyakiti Aku" maksudnya adalah, seorang berbicara kepada Allah dengan suatu pembicaraan yang menyakitkan lawan bicaranya. Oleh karena itu orang yang berkata demikian berpeluang untuk ,mendapat perlakuan yang sama dari yang mendengarnya. Sementara itu, Allah taa'ala maha suci dari sesuatu yang dapat menyakitiNya yang dilakukan selain Nya. Orang yang mengatakan perkataan yang menyakitkan itu berarti menjerumuskan dirinya sendiri kedalam pedihnya adzab Allah taala.

إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُهِينًا

Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan rasulNya, allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan[5]

Maksud mencaci masa, adalah melontarkan caci makian dan sumpah serapah ketika tertimpa sesuatu yang tidak menyenangkan, seperti dengan kata-kata: celaka kamu wahai masa!

Dalam hal ini ada tiga macam golongan manusia dalam mencela masa:

  1. mengungkapkan kekesalan terhadap masa tanpa mencelanya. Seperti seorang yang mengucapkan kami lelah atas panas hari ini atau dingin hari ini. Hal ini dibolehkan karena suatu amal tergantung pada niatnya sebagaimana perkataan Nabi Luth u

وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُناَ لُوْطًا سِئَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَذَا يَوْمٌ عَصِيْب

Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepad Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata: "ini adalah hari yang amat susah"[6]

Nabi Luth u merasa susah akan kedatangan utusan-utusan Allah itu karena mereka berupa pemuda yang rupawan sedangkan kaum Luth amat menyukai pemuda-pemuda yang rupawan untuk melakukan homo seksual. Dan dia meresa tidak sanggup melindungi mereka bila mana ada gangguan dari kaumnya.[7]

  1. Mencela masa karena meyakini bahwa masa adalah yang melakukannya. Seperti seorang yang mencela masa dengan meyakini bahwa masa itu yang menghidupkan dan mematikan yang mengatur malam dan siang dan lain sebagainya. Ini merupakan perbuatan syirik besar, karena dia meyakini akan adanya pencipta selain Allah Y dan menyandarkan kejadian-kejadian kepada selain Allah Y .
  2. Mencela masa dengan tidak meyakini bahwa masa yang melakukannya akan tetapi meyakini bahwa Allah lah yang melakukannya. Ini adalah perbuatan yang haram akan tetapi tidak sampai pada derajat syirik. Dan perbuatan ini tidak menjadikan pelakunya menjadi kafir karena celaan tersebut tidak ditujukan kepada Allah secara langsung.[8]

Pengerian dari firman Allah “Aku adalah masa” adalah bahwa Aku adalah yang menciptakan masa dan semua peristiwa yang terjadi didalamnya. Oleh karena itu, Allah Y berfirman: berada ditanganKulah segala urusan atau perkara. Yakni peristiwa yang mereka sandarkan kepada masa dan mereka mencaci maki karenanya. Akulah yang menciptakan masa dengan kekuasaan Ku, sedang masa tidak mempunyai pengaruh apa pun selamanya.

Aku mengganti malam dan siang. Maksudnya Aku lah yang mengatur peristiwa-peristiwa yang terjadi pada waktu malam dan siang. Sebagaimana firman Nya:

تُوْلِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُوْلِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ...

Engkau masukkan malam kedalam siang dan Engkau masukan siang kedalam malam…[9]

Orang yang mencaci masa, padahal Dialah yang melakukan seluiruh perkara, maka caci makian itu kembali kepada kepada Allah Y karena Dialah pelaku sesungguhnya, sedangkan masa hanyalah waktu tempat terjadinya peristiwa.

Hadis-hadis yang telah disebutkan diatas bertujuan untuk meluruskan akidah dan membaguskan adab dalam bertutur kata karena banyak orang yang beranggapan bahwa perjalanan waktu silih pergantian siang dan malam itulah yang mempengaruhi kebinasaan orang. Mereka menyandarkan semua peristiwa kepada masa. Syiar yang menjadi kebinasaan mereka adalah ucapan yang bernada keluh kesah terhadap zaman. Mereka biasa mengatakan: “duhai masa yang membawa sial”, “duhai masa yang membawa kegagalan”. Padahal, hanya Allah Y yang menciptakan semua peristiwa yang ada, sedang masa (waktu) hanyalah tempat terjadinya peristiwa-peristiwa itu. Karena alasan inilah maka terdapat larangan mencaci maki masa.

Dari pejelasan hadis tentang larangan mencela masa diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Larangan untuk mencela masa
  2. Manusia bisa menyakiti Allah baik dengan perkataan ataupun perbuatan, namun Allah Y maha suci dari sesuatu yang dapat menyakitiNya yang dilakukan selain Nya.
  3. Maksud dari Allah adalah dahr (masa) yaitu Allah lah yang mengatur masa dan segala apa yang ada dilangit dan dibumi.
  4. Terkadang ucapan kekesalan terhadap masa yang dilontarkan oleh manusia itu bisa termasuk dalam kategori mencela masa walaupun dia tidak bermaksud mencelanya. Hal tersebut terdapat dalam keumuman firman Allah Y dalam hadis qudsi, yang berbunyi

"قَالَ اللهُ تَعَالَى يُؤْذِيْنِي إِبْنُ أَدَم يَِسُبُّ الدَّهْرَ

Allah Y berfirman: “anak Adam menyakiti Ku, mereka mencela masa…”

Tidak disebutkan didalam hadis diatas kata “bertujuan”.

Refrensi:

  1. Al Qur’an dan terjemahan
  2. Taisirul ‘Azizil Hamid ,Syekh sulaiman bin Abdulllah bin abdul wahab, cetakan VI, penerbit al maktab al islami
  3. Al Qoulul Mufid hal 748
  4. Fathul Barri juz 9 hal 545, Al hafizh Ibnu Hajar al ‘asqolani, cet I 1420 H/2000 M, penerbit Daarul Fikr
  5. Kumpulan Hadis Qudsi, Imam An Nawawi dan Al Qasthalani, cet III 2007, penerbit Al manar.
  6. At Tamhid syahrh kitab tauhid 2/163, usulul Iman 1/89, maktabah syamilah


[1] HR. Bukhari dan Muslim

[2] HR. Muslim

[3] Ushulul Iman 1/89

[4] At Tamhid syahrh kitab tauhid 2/163

[5] QS. Al Ahzab 57

[6] QS. Hudd ayat 77

[7] Al Qur'an dan terjemahnya hal 339

[8] Qaulul mufid, hal 748

[9] QS. Al Baqoroh: 27